"Tidak mudah menghilangkan bayang," ujarku.
Tertunduk. Putus asa dan lelah luar biasa.
Lalu kau tersenyum, matamu sarat pemahaman.
"Tidak ada kesulitan yang melumpuhkan asamu, sebenarnya. Kau hanya tidak mau mencoba."
"Aku sudah mencoba dan berkali-kali aku kembali ke titik semula!"
Sudut mulutmu pun terangkat, menampakkan lesung pipimu.
"Mengapa kau tersenyum?" Tanyaku jengkel.
"Hanya mengagumi betapa hebatnya bayang itu memelukmu hingga kau mengacuhkan kemampuanmu sendiri."
"Maksudmu?"
"Kau bukannya tidak bisa menghilangkannya, kau hanya tidak ingin bayang itu menghilang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar