Kamis, 20 April 2017

Benar - Benar Perlahan

Kau datang benar-benar perlahan.
Sangat natural dan tidak terburu-buru. Tenang, dengan santai berjalan-jalan mengelilingi ruang tamu hatiku. Menatapi gambar dan kenangan satu-persatu. Menungguku terbiasa.
Kau datang dengan benar-benar perlahan.
Ibarat anak kecil yang tak henti berkunjung untuk mengajak main, kau tak henti berkunjung. Tiap panggilan dan atensimu terkesan janggal dan mengejutkan. Kau datang hanya untuk meninggalkanku dengan berbagai kebingungan dan harapan yang kutepis secara susah-payah dan diam-diam.
Kau datang dengan benar-benar perlahan.
Dengan telaten membersihkan debu yang tertumpuk di gagang pintu. Dengan sabar mengecat tiap lapisan dinding yang terkelupas. Dengan berani menambal tegel yang rusak, atau perabot yang hilang.
Kau datang dengan benar-benar perlahan. Kau datang dan membuatku --untuk kesekian kalinya-- gelagapan. Kau datang dan membuatku terbiasa akan hadirmu yang tidak biasa. Kau datang dan dengan kurangajar membenahi ruang tamu hatiku yang sudah lama tidak kubereskan karena terlalu lelah diacak-acak kenangan.
Kau datang dengan benar-benar perlahan, dan aku ingin kau untuk hatiku sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar