"Sesuatu yang membuatmu menangis keras hari ini, kelak akan membuatmu terpingkal-terpingkal," katanya.
Tetapi, jarak antara "hari ini" dan "kelak" itu sesuatu yang tak seorang pun tahu, bukan?
Sekarang ini, aku bisa saja menangis sambil tertawa, menertawakan diri sendiri dan kebodohan yang terus berulang. Aku bisa saja tersenyum cerah ceria, pura-pura mati rasa dan tak tahu apa-apa. Aku bisa saja menangis tanpa jeda, membanting apapun yang ada di depan mata, menyesali semua yang ada.
Tapi apa yang kulakukan? Tidak ada. Hampa. Karena melepas sesuatu yang sesungguhnya tak pernah kau miliki itu rasanya lebih konyol daripada lelucon manapun, tetapi juga lebih menyedihkan daripada cerita apapun.
Kapan aku akan tertawa lepas karena alasan yang sama sekali berbeda? Tertawa lepas dengan mata yang berbinar? Bukan tawa palsu yang dihiasi mata sendu penuh rasa kecewa?
Ya Tuhan, semoga secepatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar