Ia membungkus batu itu dengan kertas lalu dilemparnya ke lautan
Tenggelam, basah, hancur
Seperti hatinya yang kini ia paksa tuk menepi
Ia membalikkan badan, melangkahkan kaki, mengusap pipi
Ia tinggalkan bentang biru yang menjadi saksi bisu
Tanpa ia sadari, di belakangnya langit cerah merekah
Seluruh penghuni lautan menyenandungkan alunan penuh janji
Semesta mengalun, mencatat dengan rapi
"Dengan senyum bahagia yang terbentuk di wajahmu, kau akan datang lagi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar