Karena sialnya, jika maju aku takut akan pilu, dan jika mundur pun terlalu merindu.
Bagaikan menjejak runtuh lalu melesak jatuh.
Enggan berharap tapi tak henti meratap.
Hanya diam tergugu, menatap tak jemu hingga hati membiru.
Tersenyum pahit di setiap bayangan, memaki sendu di setiap ingatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar