Senin, 08 Mei 2017

Darah & Kelopak Bunga

Tiap fragmen itu muncul, entah tentang jalan yang terhempas ban kendaraanmu, atau ombak yang pernah kau teriaki, atau kudapan yang pernah kau nikmati, atau lagu yang biasa kau nyanyikan...
Aku belajar untuk menghadapinya dengan mata terbuka dan ingatan yang menyala.
Karena aku ingin mengenalkan kepada jalan itu tapak kakiku yang tanpa kamu. Karena aku ingin ombak mendengar bisikan namaku yang tak lagi dilatari oleh suaramu. Karena aku mau bernyanyi sekeras-kerasnya tanpa harus memaki terlebih dahulu. Karena aku ingin merasakan dan menelan setiap kenangan itu mentah-mentah. Murni beserta segala luka dan darahnya, utuh beserta percik embun dan kelopaknya.
Kau hanya pernah. Sudah. Lelah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar