Senin, 18 Mei 2020

Hari Ini Saya

Stok buah-buahan saya habis. Rencana beli sore tadi. Saya berharap cuaca agak gerimis agar saya punya alasan menggunakan payung di depan mas-mas dan bapak-bapak penjaga portal lockdown dekat jalan raya. Tapi ternyata hujan semakin deras, dan saya memutuskan tidak ke mana-mana.

Saya malas mandi.

Kakak kelas saya membagikan tautan di media sosial dengan tajuk jalur mudik yang aman. Jempol saya yang lebih optimis dari otak refleks langsung mengklik link tersebut. Sudah ditanya kabupaten/kota namun ternyata sama saja. Ngapain mudik? Di rumah aja. Saya paham otak saya ingin meledek si jempol tapi apa gunanya? Jempol hati otak saya rasanya sakit semua.

Sore tadi Ibu saya menelpon, di tengah-tengah obrolan kami, Ia tiba-tiba bertanya, "Kamu beneran nggak bisa pulang, Nak?"

Saya mengacaukan rutinitas hari ini. Skip kelas pertama, solat dzuhur yang mepet sampai jam setengah tiga, hingga memesan makanan yang tidak seperti biasanya. Biasanya kalau begini ada yang tidak beres. Terbukti, yang mestinya rasanya asin malah manis sekali. Giung, kalau kata orang Sunda.

Sedikit demi sedikit saya sudah bisa mengatasi rasa takut saya keluar dari kamar setelah maghrib.

Bangun tidur, lihat jendela. Mau tidur, pertanyaan yang masih sama:
"Ini kapan selesainya?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar