Ya Tuhan…
Hari ini aku
bertemu matahari terbenamku
Pancarkan
sinarnya tanpa ampun hingga aku tak berkutik
Aku membeku
di tengah kemelut hati
Sirat
merahnya meraja di pelupuk mataku
Auranya
meracuni pikiranku
Semburat
jingga yang mewarnai waktu-waktu terakhir dalam hari dalam hidupku
Indah sekali
ciptaan-Mu, ya Robb…
Sampai-sampai
aku tak sadar
Bahwa aku
hanyalah makhluk yang tak mungkin menggenggam mentari
Tanganku
yang lemah semestinya takkan sanggup untuk menyentuh kilaunya
Ragaku yang
hina seharusnya takkan mampu menggapai pesona indahnya
Tapi
bolehkah kupercaya akan keajaiban?
Mukjizat
yang akan mengantarkanku pada genggaman sang fajar itu
Maka, dalam
malam-malam mungkin aku bisa merasakan indahnya angan dan pahitnya realita
Tercabik
rindu dan teriris cemburu
Meskipun
kata orang-orang itu semu
Tak apa,
Aku bahagia
bisa bertemu dengan matahari terbenamku walaupun seraya tersiksa memendam rasa.
(sesaat setelah bertemu denganmu. Saat itu,
kata-kata yang mampu kuucapkan hanya tertinggal semu dibelakang lidahku…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar