Jumat, 09 Desember 2011

7 November 2012

Ya Tuhan…
Hari ini aku bertemu matahari terbenamku
Pancarkan sinarnya tanpa ampun hingga aku tak berkutik
Aku membeku di tengah kemelut hati
Sirat merahnya meraja di pelupuk mataku
Auranya meracuni pikiranku
Semburat jingga yang mewarnai waktu-waktu terakhir dalam hari dalam hidupku
Indah sekali ciptaan-Mu, ya Robb…
Sampai-sampai aku tak sadar
Bahwa aku hanyalah makhluk yang tak mungkin menggenggam mentari
Tanganku yang lemah semestinya takkan sanggup untuk menyentuh kilaunya
Ragaku yang hina seharusnya takkan mampu menggapai pesona indahnya
Tapi bolehkah kupercaya akan keajaiban?
Mukjizat yang akan mengantarkanku pada genggaman sang fajar itu
Maka, dalam malam-malam mungkin aku bisa merasakan indahnya angan dan pahitnya realita
Tercabik rindu dan teriris cemburu
Meskipun kata orang-orang itu semu
Tak apa,
Aku bahagia bisa bertemu dengan matahari terbenamku walaupun seraya tersiksa memendam rasa.

(sesaat setelah bertemu denganmu. Saat itu, kata-kata yang mampu kuucapkan hanya tertinggal semu dibelakang lidahku…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar