Jumat, 09 Desember 2011

Siksa

Aku masih tak bisa berteriak lepas
Dadaku perih oleh tusukan rasa itu
Yang membara dan menggigit setiap helaan nafasku
Jutaan wajah kuberi warna asa
Hanya rupamu yang kulukis sepenuh jiwa
Masih… aku terbang tak tentu arah
Mencari cahayamu yang bahkan tak bermuara
Harap, sesal, rindu, amarah…
Ah… kelu.
Pernah kutanya pada bintang,
“Mengapa tak dia bunuh saja diriku?
Agar ku tenang tak dijejali butiran cinta itu…”
Lalu, kudengar jawaban,
“Takdirmu, wahai jiwa, mungkin takdirmu…
Cintai dia yang hanya bayang semu..”
Kudengar itu dan ku terpaku
Cih… bosan.
Lagi-lagi kutumpahkan air mata untuknya yang tak bisa kudapatkan.

(saat ku tersiksa rasa, tenggelam dalam air mata…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar