Aku berdarah bermalam-malam
Mengerami gumpalan, kubelah satu-satu
Pekat, penuh dosa dan pertanyaan
Aku bertahan hidup dengan menikam rasa
Tumbuhnya kutebas, akarnya kucabut
Waktu mengajarkanku memilah guna demi hidup
Tak kubiarkan menetap jika tak menghidupi, tak akan kupelihara jika menyengsarakan
Tapi tawa-Nya di mana-mana, lelucon-Nya tak ada duanya
Sesuka hati-Nya mengubah letak pintu hati umat-Nya
"Tidak perlu dipahami," dengan entengnya Dia berbicara
Kesalnya minta ampun.
Argh, sekalian saja lah, kau tahu karpet?
Tiap hari ku menyapu debu, kotoran dan juga puing harapan
Mendiamkannya di bawah lapisan, lalu tidur di atasnya dengan tentram
Tapi kau terlalu besar untuk kusapu, terlalu tajam untuk menjadi alas tidurku
Malam-malamku jadi nyeri, menahan sakit dan dingin karena terlalu terbuka
Sialnya, aku malah terlalu nyaman. :)
Sekarang begini saja
Demi hidupmu yang pasti akan sentosa tanpa aku, bolehkah aku meminta?
Tolong buat dirimu tidak berguna
Aku tidak mau jatuh cinta.
Yogyakarta, 16 Oktober 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar