Cerita pada season 1 bermula saat Tommy Shelby dan anak buahnya "tidak sengaja" merampok kotak-kotak berisi puluhan senjata dan ratusan amunisi milik
pemerintah. Inggris saat itu sedang dilanda perang dingin pasca WWI dengan
gerakan komunis dan gerakan separatis IRA. Jika kepemilikan senjata itu diketahui
pihak-pihak tersebut, tentu akan membahayakan posisi Inggris. But yeah, being
the cunning man that he is, instead of giving them back to the government, Tommy
Shelby hid the weapons as a bargain. Sampai polisi khusus didatangkan dari
Belfast untuk menyelidiki di mana Tommy menyembunyikan senjata-senjata itu.
This is one hell of a show. Sampai season ke-4, series ini kebanyakan
bercerita tentang ekspansi keluarga Shelby dan bagaimana Tommy Shelby menjadi
otak dari setiap penaklukkan, negosiasi dan balas dendam. Maaan, this series is
full of classy violence and brilliant crimes. I loooove this show so much it
hurts. Selain karena penampilan si Tommy Shelby a.k.a Cillian Murphy yang rahangnya bisa
buat ngiris mangga saking alusnya (I’m so shallow I know), saya pribadi suka sekali
kisah anti-hero macam Peaky Blinders ini. Kecenderungan saya yang menyukai
tokoh villain alias penjahat selalu
membuat saya mencari-cari show atau film dengan tokoh protagonis yang “mempunyai”
masalah moral disengagement. Kenapa? Entahlah. Mungkin karena saya sudah muak dengan karakter
hitam putih absolut yang selalu menempatkan orang baik sebagai protagonis dan orang
jahat sebagai antagonis. Instead of getting rid of their inner demons, these
anti-hero characters willingly negotiate with them, accepting the darkness as
the part of themselves. Tidak ada orang yang sebenar-benarnya baik tanpa cela dan tidak ada juga orang yang sebenar-benarnya jahat tanpa harapan. Ketidaksempurnaan itu melegakan. I love fiction that perfectly depicts reality.
This series is such a masterpiece. Sinematografinya mantep
pisan, plotnya padat dan nggak bertele-tele, dan script-nya... hhhh... I’m lost
for words but Steven Knight, I LOVE YOU! Saya suka banget bagaimana Steven
Knight menggambarkan apa adanya konteks Birmingham (dan Inggris secara
keseluruhan) pada masa itu di series ini, termasuk dimensi sosial-politik dan
juga perang ideologinya. Konflik di antara lingkaran setan
pemerintah-pemberontak-penjahat menjadi bumbu utama series ini. Istilah “All is
fair in love and war” benar-benar bukan omong kosong. Tidak ada polarisasi dan
dikotomi baik-buruk atau benar-salah, karena semuanya tentang kepentingan dan penawaran
tertinggi. This series reflects how this world works, and there are so many things to learn!
Maka, setelah nonton 4 season secara mutawatir (jarang lho
seorang Dewi Rosfalianti nonton series ampe tamat, I’m kinda proud of myself) I
declare that this series is hella recommended.
Daaamn. It’s Tommy Shelby. It’s always THE Tommy Shelby.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar