Senin, 04 Mei 2020

Kamu Kecil, tapi di Depanmu Kami Macam Kurcaci Kerdil

Rapuh, rapuh lalu meluruh. Aku ini lelah dengan peluh. Tapi kamu masih saja menyuruh-nyuruh
Sudah yuk? kataku pelan. Kita sisihkan tulangnya pelan-pelan. Aku tidak ingin dia kelaparan lalu menghilang
Kamu, bintik bintik kecil merambat menaiki sela-sela kuku
Tak terlihat lalu terjun bebas
Terjembab itu tak perlu jatuh, katamu. Bisa saja karena memang maunya begitu.
Aku mau mati saja, tapi susah sekali dan tidak bisa
Berjuang pun ada batasnya. Bukan hancur namanya kalau dari awal tidak terbentuk dan tidak jelas apa artinya
Sudah yuk, kuajak sekali lagi. Tapi kamu masih asyik bermain di atas arung jeram. Sibuk menombak ikan-ikan, berisik sekali.
Mengalir, mengalir bersama sungai merah berkelok-kelok
Iya, aku tahu kamu lebih sakti dari bedil.
Aku mulai batuk-batuk.
Sudah yuk?
Kamu masih khusyuk.
Sudah yuk?
Kamu menunduk. Lalu aku ambruk.
....
...
..
Sudah yuk?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar